Rabu, 11 April 2018

Material Handling dalam proses proyek


MATERIAL HANDLING

Halo sahabat engineer semua. Semoga kesehatan, keselamatan, dan keberkahan meliputi kita semua. Sudah lama tidak menulis lagi, baru sempat sekarang untuk mengetik lagi. Sebelum saya masuk pada pembahasan mari kita lihat dulu foto dibawah ini:

 

Gambar diatas bisa diartikan dengan banyak hal karena yang membaca tulisan ini bisa jadi bukan seorang insinyur atau engineer. Tapi saya akan berbicara dalam bidang keteknikan. Pada gambar satu dapat dilihat bahwa ada tumpukkan semen yang belum diaduk dengan baik dan belum siap untuk dipakai tapi tidak ada perlakuan pengamanan adukkan semen dengan pasir tersebut. Pada saat saya mengambil foto cuaca dalam keadaan mendung. Apa yang akan terjadi jika adukkan semen tersebut terkena air hujan:

  • Adukkan semen akan mengeras dan tidak bisa dipakai. 
  • Aliran air dari semen yang dibawa hujan akan pergi kemana-kemana dan akan merusak lingkungan. 
  • Semen yang sudah mengeras akan sulit dibersihkan apa lagi semen berada pada bahu jalan yang akan mengganggu pengguna jalan selanjutnya.
Pada gambar 2 dan tiga dapat kita lihat ada 2 material yang terbengkalai begitu saja yaitu besi rel dan bantalan semen rel kereta api / KRL. Besi rel terlihat sudah berkarat yang mana jika dibiarkan cukup lama maka besi rel tersebut bisa jadi tidak layak pakai karena karat yang timbul akan mengurangi kekuatan material besi/baja. Begitu juga dengan bantalan semen yang ditumpuk dan sudah dinaungi oleh rumput. Semen yang sudah ditumbuhi rumput dan lumut akan mengalami penurunan kekuatan karena pada intinya semen juga dari tanah yang mana akar dari rumput akan masuk dalam celah-celah semen dan membuat retakkan pada bantalan. Jika bantalan yang sudah retak dipakai maka akan membahayakan karena beban yang akan ditanggungnya sangat berat. Pada kasus di atas kita lihat bahwa material yang terbengkalai adalah material yang sudah jadi tapi tidak di simpan atau di jaga dengan baik. Apakah kasus di atas dapat dikatakan sebagai kurangnya material handling?, baik mari kita lihat pengertian material handling dari beberapa pakar.
  1. Material Handling adalah suatu seni dan ilmu untuk memindahkan, membungkus, dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk (B.K. Hedge, 1972) 
  2. material handling bisa diartikan sebagai pergerakan, penyimpanan, perlindungan, pengendalian material di seluruh proses manufaktur dan distribusi termasuk penggunaan dan pembuangannya. Atau bisa didefinisikan sebagai penyediaan material dalam jumlah, kondisi, posisi, waktu dan tempat yang tepat untuk mendapatkan ongkos yang efisien (Rochman, et al. 2010)

Banyak pengertian lain dari pakar tapi kita cukupkan dua diatas saja. Dari pengertian dapat kita simpulkan bahwa material handling itu mulai dilakukan dari bahan baku (raw material) sampai menjadi siap pakai (goods). Kebanyakan  dari kita membaca tentang material handling ini ada pada suatu pabrik. Tapi bagaimana dengan kasus diatas dimana material tersebut tidak berada pada sebuah pabrik? Apakah ini bisa dikategorikan kesalahan dalam material handling?

Penulis akan menggaris bawahi pada pengertian material handling yaitu “distribusi termasuk penggunaan” dan “menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk”. Kita tidak bisa mengatakan material handling hanya ada pada pabrik saja. Pada saat material keluar pabrik dan akan diolah oleh kontraktor atau pekerja material tersebut masih harus ada penanganan sehingga material tersebut terjaga kondisinya. Pada tulisan ini kita akan berbicara material handling pada pekerjaan project dimana material akan dipakai pada sebuah project tetapi terjadi penumpukkan karena laju pekerjaan dengan material datang tidak seimbang sehingga butuh penanganan awal untuk material sebelum dipakai. Pada kasus ini yang paling berperan ada kontraktor atau pekerja itu sendiri yang memilih penanganan apa yang paling cocok untuk sebelum material dipakai.

Kenapa kontraktor atau pekerja perlu melakukan material handling ini sedangkan sifat barang menumpuk ini sementara? Itu menyangkut dengan ISO 9001 yang mana kaitannya dengan managemen mutu. Pada project yang besar ini harus dilakukan karena User dari project tidak menginginkan material rusak di site karena kurangnya penanganan materialnya. Kasus-kasus rusaknya material di site ini sangat sering terjadi apalagi material yang lunak dan kecil. Banyak yang melihat bahwa dengan menerapkan material handling akan menambah biaya pada project tersebut. Jika dilakukan survey, penanganan dan rencana yang tepat akan memberikan dampak positif pada cost project karena kehilangan material baik karena rusak maupun tidak terdata tidak akan terjadi.

Akibat lain yang akan timbul adalah kerusakan lingkungan karena kurang pedulinya dengan penanganan material ini. Jika terjadi kerusakkan lingkungan disebabkan hal ini, maka ISO 18001 atau kita kenal juga dengan OHSAS sudah dilanggar secara global dan SMK3 dalam ruang lingkup Indonesia. Alangkah baiknya kita kendalikan semua material yang belum dipakai.

Sebagai engineer yang baik seharusnya kita memerhatikan hal-hal kecil seperti ini sehingga tercipta lingkungan kerja dan lingkungan hidup yang lebih baik. Semoga tulisan ini ada manfaatnya. Apabila ada kesalahan maupun kekurangan mohon para pakar memberikan tambahannya.



Salam Engineer,

Rifki

Jumat, 22 Januari 2016

Cutter Union dalam proses packaging massal


Cutter taper union
Dalam dunia manufacturing, cutter taper union sudah lazim digunakan pada mesin pengemasan produk atau dikenal dengan istilah bagging. Pada tulisan kali ini penulis akan membahas tentang cutter taper union yang berfungsi untuk memotong kertas jahitan pada mesin jahit union. Alasan penulis membahas ini karena pada proses bagging sering kali alat ini bermasalah. Cutter taper union ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Bagian-bagian cuter ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


Cutter ini bekerja memotong kertas dengan menggunakan prinsip engkol peluncur. Lebih tepatnya merubah udara bertekanan menjadi gerak melingkar kemudian gerak melingkar akar dirubah menjadi gerak translasi. Bagian alat yng akan bekerja untuk prinsip ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


Selain bagian diatas, ada alat bagian lain yang menjadi penentu keberhasilan pemotongan dan berjalannya poros engkol peluncur yaitu udara bertekanan. Udara bertekanan ini perlu diarahkan agar gerakkan yang terjadi adalah gerakkan yang diinginkan. Adapun bagian alatnya adalah sebagai berikut:


Pada gambar di atas dapat dilihat penghubung selang udara yang berwarna biru. Fungsi dari penghubung tersebut adalah untuk memasukan udara bertekanan. Udara bertekanan akan dimasukan secara bergantian dari penghubung tersebut. Rangkai lengkap dari system udara bertekanan ini dapat dilihat pada gambar di bawah:


Ket:

  1. Posisi terjauh pisau pemotong maju
  2. Posisi terdekat pisau pemotong mundur
Udara bertekanan akan diberikan secara bergantian pada penghubung sehingga wing yang menyatukan dengan poros akan terdorong bolak-balik. Akibat dari bolak-baliknya wing ini akan memberikan gerak bolak balik pula pada poros dan cam yang terhubung pada poros. Agar pisau ini mencapai posisi tarjauh dan terdekat maka perlu diperhatikan posisi key (spi) pada poros terhadap cam. Posisi cam terhadap spi harus tegak lurus agar gerakan yang terjadi adalah gerakan yang diinginkan. Pada kondisi ini dapat disimpulkan bahwa dalam sekali pergantian pergerakan, pisau akan memotong dua kali potongan. Dari posisi stopper pertama menuju stopper kedua dan kembali lagi pada posisi awal (stopper 1) ini hanya sekali input udara pada setiap penghubung secara bergantian. Tapi pada cam akan memberika dua kali posisi mundur dan dua kali posisi terjauh sehingga pisau akan memotong kertas sebanyak dua kali dalam satu siklus kerja.

Setelah semua bagian di atas digabungkan maka dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.


Selanjutnya dapat kita rangkai bagian crankshaft dengan bagian pemotong yang ddapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Setelah semua terpasang, selanjutnya dapat dipasang cutter taper pada mesin jahit unionnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat ini:
  1. Hati-hati saat memasang cutter pada mesin jahitnya karena sering kali baut untuk dudukan cutter bermasalah karena baut dengan mesin jahitnya memiliki beda material.
  2. Pastikan gerakan pisau dinamik terhadap pisau static bagus (tidak menghantam) karena bisa berakibat fatal pada shaft maupun crankshaftnya.
  3.  Pastikan gerakan cam dengan crank bagus.


Ini sekilas tetang cutter taper union. the next penulis akan coba membahas sedikit tentang cutter bag feed-in untuk mesin union juga. fungsinya sama juga buat motong, tapi ini motong karung untuk bungkusnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Salam teknik...

berikut vidio untuk kerja cutter taper union: